lampu kabut

Serba-serbi Lampu Kabut yang Perlu Diketahui

Lampu Kabut

Kondisi jalan berkabut, kerap menjadi momok bagi pengendara ketika berkendara malam hari. Lampu mengemudi mobil tak sepenuhnya mampu menembus pekatnya kabut. Risiko kecelakaan pun tinggi karena daya pandang tak lebih dari 50 meter ke depan. Di sinilah pentingnya mobil dilengkapi lampu kabut (fog lamp).

Lampu mengemudi memang istilah yang ambigu. Karena lampu mengemudi itu bisa mencakup lampu utama, lampu sein, lampu rem, dan lampu mundur. Banyak yang menganggap kalau lampu kabut juga termasuk lampu mengemudi. Istilah lampu mengemudi ini juga bisa disematkan pada lampu tambahan seperti pada mobil reli atau mobil off-road. Walau lampu tambahan ini meningkatkan visibilitas saat berkendara malam hari, tapi lampu mengemudi itu digunakan untuk kondisi cuaca cerah.

Semestinya, sesuai namanya, lampu kabut tidak termasuk dalam lampu mengemudi karena konstruksi dan peletakkannya berbeda. Dengan penghalang cahaya di sisi atas rumah lampu dan reflektor yang berbeda dari lampu depan, lampu kabut ini didesain untuk memancarkan cahaya yang rendah. Tidak seperti lampu utama, sorot cahaya lampu kabut yang rendah ini dapat menerangi jalan karena umumnya kabut berjarak sekitar 10 cm dari permukaan jalan.

Baca juga : cara mudah membersihkan mika lampu mobil

Faktor khusus lainnya adalah penggunaan mika atau bohlam berwarna kuning, atau kedua.  Banyak pengemudi beranggapan semua lampu kabut berwarna kuning, tapi sebenarnya tidak selalu begitu. Alasan kenapa digunakan mika atau cahaya kuning sebagai lampu kabut adalah karena panjang gelombang cahaya kuning lebih panjang dibanding cahaya biru atau putih.

Memang secara teori, semakin panjang gelombang suatu cahaya berarti dapat menembus lapisan udara yang tebal atau malah air. Itulah kenapa banyak kapal selam menggunakan radio dengan gelombang yang sangat panjang sebagai alat komunikasi. Intinya, cahaya kuning dapat menembus partikel kabut. Namun, ada juga pihak yang menyanggah teori itu, bukan karena warna cahayanya tapi karena lokasi penempatan dan sudut sorot cahaya lampu kabut.

Sementara lampu kabut di belakang, peletakkannya juga rendah di bumper. Cahayanya tidak menyorot, memancarkan cahaya lebih terang dari lampu rem dan tidak berkedip. Sehingga dalam kondisi berkabut, mobil di belakangnya dapat mengenali. Tapi jika cerah atau hujan, mengaktifkan lampu ini dapat menyilaukan mata pengendara di belakang.

Bagaimana memilihnya?

Jika mobil Anda tidak dilengkapi lampu kabut, aplikasinya tidaklah sulit. Beberapa pabrikan menyediakan lampu kabut sebagai salah satu aksesori mobilnya. Anda bisa memasangnya di dealer resmi. Jika di bumper mobil belum tersedia lokasi lampu kabut, artinya bumper perlu dilepas dan dilubangi untuk memasang pengait (mounting) lampu. Jika sudah ada, lampu kabut tinggal dipasang. Kondisi ini berlaku untuk pemasangan lampu kabut di depan dan belakang.

Tak hanya itu opsinya, di pasar tersedia beragam lampu kabut universal dan bisa digunakan untuk semua mobil. Setelah lokasi ditentukan, biasanya di area bawah bumper yang tidak rawan terbentur jalan atau gundukan, bumper mobil dilubangi untuk memasang mounting lampu. Baik di bumper depan maupun belakang.

Pemilik mobil tinggal memilih bentuk dan ukuran lampu kabut yang diinginkan. Biasanya, dalam kemasannya sudah dilengkapi perangkat untuk pemasangan. Seperti kabel, mounting, hingga relay. Lampu kabut dengan lensa kaca lebih tangguh dibanding lensa plastik.

Setelah pemasangan, jangan lupa untuk mengatur ketinggian sorot cahaya lampu kabut. Hadapkan dan dekatkan mobil dengan tembok untuk memudahkan mengatur sudut cahaya lampu kabut hingga cukup rendah. Yang perlu diingat, hindari mengaktifkan lampu kabut setiap kali berkendara karena dapat mengganggu pengendara lain dan gunakan hanya ketika melewati kawasan yang berkabut.