
07 Nov Cara Menjaga Tekanan Angin Ban Sepeda Motor agar Awet dan Aman
Cara Menjaga Tekanan Angin Ban Sepeda Motor agar Awet dan Aman
Tekanan angin ban seringkali dianggap sepele, padahal ia adalah faktor penting yang memengaruhi keselamatan, kenyamanan, dan usia pakai ban sepeda motor. Tekanan yang tidak ideal, baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi, bisa membawa dampak buruk. Berikut tips menjaga tekanan angin ideal, untuk memastikan ban motor Anda selalu dalam kondisi prima.
Kenali tekanan angin ban motor Anda
Langkah paling penting adalah mengetahui tekanan angin ban sepeda motor kita. Nilai tekanan ban yang paling akurat biasanya tertera pada stiker di area sasis, atau bodi motor. Jika stiker itu sudah tidak ada, rekomendasi tekanan angin ban juga akan ada di buku manual.
Namun jika tidak dapat menemukan angka rekomendasi pabrikan, berikut adalah rekomendasi tekanan angin ban umum untuk sepeda motor. Motor matic (ban depan 29 PSI, ban belakang 33 PSI), motor bebek (ban depan 30 PSI, ban belakang 33 PSI), motor sport (ban depan 34 PSI, ban belakang 40 PSI),
Lakukan pengecekan rutin
Tekanan angin ban dapat berkurang secara alami seiring waktu. Pengecekan rutin adalah kunci untuk menjaga tekanan tetap stabil. Cek minimal sekali seminggu atau sebelum melakukan perjalanan jarak jauh. Jangan hanya mengandalkan “feeling” atau menekan ban menggunakan jari. Selalu gunakan alat ukur tekanan ban (tire pressure gauge) yang akurat, baik yang digital maupun analog. Lakukan pengukuran saat ban dingin, yaitu ketika motor belum dikendarai dalam waktu lama. Jika diukur saat ban panas, tekanan akan lebih tinggi karena pemuaian, sehingga hasil ukur menjadi tidak akurat.
Sesuaikan dengan beban
Tekanan ideal yang direkomendasikan pabrikan biasanya adalah untuk beban standar (pengendara tunggal). Jika sering berboncengan atau membawa barang bawaan berat, kita perlu menambah sedikit tekanan angin ban. Saat membawa beban berat, tambahkan tekanan angin sekitar 2–4 PSI dari standar ideal, terutama di ban belakang. Tujuannya adalah untuk mencegah dinding ban tertekuk dan panas berlebihan akibat gesekan.
Baca Juga : Kelebihan Nitrogen Dibanding Angin Biasa
Cek kondisi pelek, ban, dan pentil (valve)
Pentil ban (valve) adalah gerbang utama keluar masuknya udara. Jika pentil kotor, retak, atau tutupnya hilang, risiko kebocoran halus akan meningkat. Pastikan juga pentil sudah dikencangkan. Cek pula kondisi bibir pelek, pastikan tidak ada yang tergores atau luka, karena bisa menyebabkan kebocoran halus. Terakhir cek kondisi fisik ban, pastikan tidak ada benda tajam yang masih menempel. Cek juga apakah mulai ada retakan di ban, karena itu juga bisa menyebabkan kebocoran halus.